Saturday 13 January 2018

Aku Di GANGBANG Akibat Ulah Suamiku | MARKET4D | Judi Togel Online Terpercaya


Aku adalah seorang ibu rumah tangga biasa usiaku 30 tahun namaku Mutia. Aku mempunyai Swami yg namanya Samsul dan bekerja sbg tukang bangunan yg apabila ada proyek dia bekerja, kalo tak ada proyek Samsul hanya nganggur duduk di rumah saja, usiaku dan Swami sama jadi Aku tak mengandalkan pemasukan dari Swamiku saja

Aku sudah menyuruh dia untuk bekerja di pabrik tetapi dia tak mau, sudah 4 tahun ini pernikahan kita belom dikarunia anak, kerana Swamiku juga tak mau bekerja jadi hutang kita disana disini semakin banyak. Sampai suatu waktu ada seseorang yg datang dirumahku marah marah kerana hutang Swamiku belom juga dilunasinya.
Pada waktu itu Aku hanya bisa menemani Samsul di sisinya menghadapi kata-kata kasar orang yg dihutangi oleh Samsul. Aku sendiri melihat gelagat yg aneh dari orang itu. Sembari marah-marah matanya seringkali tertangkap olehku sedang melirik ke arah badanku.
Aku sendiri memang mempunyai badan yg cukup bagus menurutku. Tinggi 173cm (termasuk tinggi untuk wanita lokal), berat 62kg, kulit sawo matang, dgn ukuran dada 34. Kehidupan seks kita tidaklah bermasalah meskipun tak bisa dibilang istimewa. Samsul selalu dapat memuaskanku meskipun dia adalah seorang yg konservatif yg selalu bermain dgn gaya yg itu-itu saja.
Beberapa hari sesudah rumah kita didatangi oleh orang yg menagih hutang, Aku melihat orang tersebut di jalan sewaktu Aku mau pergi ke rumah saudaraku. Tadinya Aku akan meminjam uang dari saudaraku untuk menutupi hutang Samsul pada orang tersebut, tetapi ditengah jalan Aku mempunyai pikiran lain. Aku ikuti orang tersebut untuk mengetahui dimana rumahnya.
Tadinya niatku hanya untuk mengetahui saja, tetapi akhirnya Aku mempunyai niat lain. Aku putuskan untuk menggadaikan badanku untuk melunasi hutang-hutang Swamiku kepada orang itu. Sesudah Aku mantap dgn niatku, beberapa hari kemudian Aku memberanikan diri untuk mendatangi rumah orang tersebut.
Rumah orang itu memang sangat besar dan mewah. Sesudah berhasil mengatasi rasa gugupku akhirnya kuberanikan diri untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang laki laki kurus yg kupikir adalah pesuruh di rumah itu keluar.
“Nyari siapa bu?”
“Hmm. Bapaknya ada?” tanyaku pada laki laki tersebut.
“Ibu siapa? Biar saya sampaikan ke Bapak.”
“Bilang aja dari Isterinya pak Samsul.” Akhirnya pesuruh itu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagi untuk membukakan pagar.
“Tunggu aja di ruang tamu bu.” Katanya padaku.
Langsung saja Aku menuju ke arah yg ditunjuknya. Sebuah pintu dari kayu jati dgn ukiran yg sangat cantik. Belom juga Aku sampai ke depan pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam. Rupanya yg membukakan pintunya adalah orang yg kucari.
Orang dgn perawakan kurang lebih 180cm dan kuperkirakan beratnya 75kg. Aku pikir usianya sekitar 50 tahun. Berkulit hitam dan terlihat masih segar. Kesan angker yg ditunjukkannya pada waktu menagih hutang tak ada sama sekali pada waktu Aku datang.
Justru Aku menangkap kesan ramah dan sopan dari dia. Dia langsung menjabat tanganku sembari menyebut namanya.
“Herman. Mari masuk bu…”
“Mutia” Jawabku langsung sewaktu melihat dia kebingungan.
“Oh iya. Bu Mutia silahkan masuk” Aku langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Herman langsung memersilakan Aku untuk duduk.
“Mau minum apa bu Mutia?”
“Ah gak usah repot-repot pak” jawabku dgn gaya basa-basi bangsa timur.
Akhirnya Pak Herman menyuruh pembantunya untuk membuatkan sirup. Sembari menunggu minuman datang pak Herman memulai pembicaraan, sekaligus untuk mencairkan suasana yg kaku. Seolah-olah dia tahu kalo Aku gugup dan grogi bertemu dgnnya.
Kuakui dia adalah sosok yg bisa membuat pembicaraan menjadi santai. Ditambah lagi mungkin dgn wawasan yg cukup luas sehingga dia sepertinya tak pernah kehabisan bahan pembicaraan layaknya penyiar radio yg selalu ngoceh sepanjang jam siaran. Semakin jauh kita berbicara justru Aku semakin kehilangan rasa gugupku yg tadi menghinggapi.
Obrolan kita sempat terhenti kerana pembantu pak Herman datang membawakan minuman pesananan majikannya.
“Silahkan diminum bu Mutia”
“Oh iya pak. Terima kasih.” Tak lama langsung saja kuteguk minuman yg disuguhkan.
“Kok sepi ya pak? Isteri bapak lagi keluar?” Tanyaku unuk memulai obrolan kembali.
“Isteri saya sudah lama meninggal.”
“Oh maaf pak, saya gak tahu”
“Oh gak apa-apa. Oh iya bu Mutia sudah berapa lama menikah dgn pak Samsul?”
“Empat tahun pak. Tetapi ya gitu deh pak. Mas Samsul gak pernah punya kerjaan tetap.
 Jadi makin lama makin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagi sampai sekarang kita belom juga punya anak” kataku sekalian curhat sedikit ke pak Herman.Sesudah disinggung soal hutang, pak Herman akhirnya menanyakan perihal hutang Swamiku. Dan dia juga bercerita bahwa sebenarnya Swamiku tak hanya berhutang kepadanya tetapi juga ke kawan-kawan pak Herman.
Jujur saja Aku terkejut, kerana selama ini Swamiku tak pernah berkata jujur perihal hutangnya. Rupanya pak Herman sudah menyimpan rencana sendiri yg kurang lebih mirip dgn rencanaku.
Dan akhirnya rencana itu disampaikan kepadaku, bahwa hutang Swamiku bisa lunas dgn catatan Aku mau diajak bercinta dgnnya.
Pengurangan hutang Swamiku satu juta setiap Aku melayaninya. Dan itu berlaku juga untuk hutang Swamiku dgn kawan-kawannya yg ternyata ada dua orang lagi. Dan ternyata Swamiku berhutang sepuluh juta ke setiap orangnya. Ini berarti Aku harus bercinta tiga puluh kali dgn setiap orangnya Aku layani sepuluh kali.
Aku sempat berpikir juga melihat keadaan yg seperti itu, tetapi demi melunasi hutang Swamiku akhirnya aku sanggupi permintaannya. Akhirnya aku disuruh kembali lagi keesokan hariinya, kerana hari itu Pak Herman sudah mempunyai janji dgn rekan biisniisnya.
Sebelom pulang Aku menanyakan apakah kawan-kawannya berkenan dibayar hutangnya dgn badanku? Dan Pak Herman berhasiil meyakiinkan bahwa kawan-kawannya pastii akan satu suara dgnnya.
Akhiirnya keesokan hariinya Aku datang kembalii ke rumah Pak Herman. Harii iitu Aku untuk pertama kaliinya berdandan bukan untuk Swamiku, tetapi untuk lakii-lakii laiin. Aku datang dgn pakaiian tetap casual saja.
Toh piikiirku nantiinya pakaiian ini juga tak berguna kerana sewaktu Aku menunaiikan tugasku baju ini harus dilepas. Yg jelas Aku mempersiiapkan mentalku untuk hal ini. Kerana ini juga untuk pertama kaliinya Aku akan digauli oleh lakii-lakii yg bukan Swamiku.
Dan yg jelas Aku juga mempersiiapkan kemaluanku. Semua bulu-bulu yg tumbuh disekiitar kemaluanku kucukur habiis, sehiingga kemaluanku biisa terliihat dgn jelas.
Sesampaiinya di rumah Pak Herman Aku disambut dgn hangat, Pak Herman menciium punggung tanganku dan kedua piipiiku. Diriiku sedikit canggung meneriima perlakuan yg diberiikan kepadaku, kerana dia bukan Swadmiku.
Tetapi Aku sendirii tak pernah diperlaqukan sepertii iitu oleh Swamiku. Waktu iitu Aku merasa diperlakukan layaknya seorang wanita. Dia tak menunjukkan bahwa dia hawa napsunya, tetapi justru menunjukkan siikap seorang laki laki dewasa yg membuatku sedikiit “terbiius” oleh perlakuannya.
Sesudah sambutan hangatnya Aku langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yg cukup mewah bagiiku. Dan rupanya Pak Herman sudah menyulap kamarnya menjadi begiitu iindah. Wangii bunga sudah memenuhii seiisii kamarnya.
Sewaktu Aku masiih terpesona dgn kamarnya yg mewah tiiba-tiiba dia memelukku darii belakang. Refleks dan sedikiit terkejut membuat diriiku sedikit memberontak. Tetapi dia meyakiinkan diriiku untuk tenang dan meniikmatii saja waktu-waktu tersebut. Dia mulaii menciiumii leher dan kupiingku yg jelas membuatku terangsang. Lalu dia membaliikkan badanku sehiingga kita saliing berhadapan.
“Boleh kupanggiil Mutia saja?” tanyanya padaku.
“Hmm.. boleh aja pak”
“Wah. Jangan panggiil pak dong. Panggiil saja Herman. Supaya lebiih mesra.”
“IIya Herman. Boleh aja kalo kamu mau panggiil Aku Mutia.” Aku mulaii meniikmatii keadaan.
“Hmm.. Mutia. Sebenarnya ada satu lagii kejutan untukmu harii ini.”
“Apa iitu?” Belom dia menjawabnya tiiba-tiiba piintu kamar terbuka.
Lalu ada dua orang memasukii kamar tersebut. Hal iitu jelas saja membuat Aku terkejut.
“Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagii kawanku yg dihutangii Swamimu yg iingiin iikut bermaiin dgn kiita.”
“Tetapi Herman…”
“Tenang saja. Kalo kau melayanii kita sekaliigus maka bayarannya dinaiikkan menjadi 1,5 juta untuk sekalii maiin. Tak lagii satu juta.”
Sebenarnya Aku sedikit keberatan juga dgn keadaan iitu. Tetapi kerana suasana yg terciipta sudah kuniikmatii akhiirnya Aku menyetujuiinya. Kedua kawannya memang berbeda sekalii dgnnya.
Kawannya yg satu bernama Eko, keturunan Arab mempunyaii tubuh proporsional dan berkulit putiih. Sedangkan yg satunya bernama Along, keturunan Ciina. Tetapi yg jelas ketiiganya mempunyaii postur badan yg sama. Tiinggii besar dan tegap. Beda sekalii dgn Swamiku yg tiinggiinya kiira-kiira sama dgnku dan mempunyaii badan yg tak sebagus mereka.
Jujur saja diam-diam Aku mulaii mengagumii mereka bertiiga dan mulaii membaygkan digauli oleh mereka bertiiga. Aku sudah lagii tak pedulii dgn suasana romantiis di kamar Pak Herman, tetapi Aku sudah mulaii membaygkan suasana liiar yg akan terjadi beriikutnya.Tiiba-tiiba saja Pak Herman sudah mulaii menciium biibiirku. Aku yg darii tadi sedang menghayal jelas terkejut, meskipun tak lama dan langsung membalas ciiuman darii Pak Herman.
Tak lama berselang Eko dan Along langsung bergabung. Eko datang darii belakangku dan langsung menciiumii leherku sedangkan Along langsung ke tujuan dgn meremas kedua dadaku. Hal ini jelas saja membuat napsuku meledak. Aku tak tahan untuk tak bersuara, dan akhiirnya Aku pun mulaii mengeluarkan desahan darii mulutku.
Sesudah iitu bajuku dan celana panjang yg Aku pakaii mulaii dilepas darii badanku sehiingga terliihat bra dan cd yg Aku kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiiga tambah liiar untuk menjamah badanku.
Dan tak lama berselang bra dan cd ku pun iikut lepas darii badanku sehiingga Aku benar-benar bugiil. Sudah tak ada lagii perasaan canggung dan malu di diriiku. Yg ada hanya napsu yg sudah berada di ubun-ubun.
Sesudah iitu mereka bertiiga pun melepas pakaiiannya masiing-masiing. Dan Aku benar-benar tak biisa menyembunyiikan rasa terkejutku sewaktu mereka bertiiga sudah bugiil. Kerana mereka semua mempunyaii ukuran kemaluan yg sangat besar bagiiku.
Panjang kemaluannya sekiitar 20 cm dan berdiameter kiira-kiira 4-5 cm. Aku sendirii tak dapat membedakan secara pastii punya siiapa yg paliing besar. Kerana ukuran kemaluan mereka yg hampiir sama. Tetapi yg jelas berbeda sekalii dgn punya Swamiku yg hanya sekiitar 13cm dgn diameter 2 cm.
Aku dihadapkan dgn tiiga kemaluan raksasa. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk di diriiku. Takut kerana belom pernah meliihat kemaluan dgn ukuran sebesar iitu. Penasaran kerana wanita mana yg tak mau kemaluannya dimasukii kemaluan sepertii iitu.
Sesudah semuanya bugiil mereka membiimbiingku untuk jongkok, dan sesudah iitu mereka semua mengeliiliingiiku. Mereka miinta dioral secara bergantiian. Lalu kulakukan permiintaan iitu dgn senang hatii meskipun dgn bersusah payah.
Aku seriing mengoral Swamiku, tetapi yg ini beda. Tiiga kemaluan dgn ukuran jauh darii kemaluan Swamiku. Ukuran kemaluan mereka membuat aku sedikit gelagapan dan sedikiit sesak nafas awalnya. Tetapi lama-lama akhiirnya aku biisa menguasaii keadaan juga.
Sewaktu Aku mengoral kemaluan pak Herman kedua tanganku mengocok kemaluan Along dan Eko, begiitu seterusnya. Jiika satu sedang kuoral maka yg dua lagii kebagiian kocokan tanganku.
“Aarrrgghhh niikmat sekalii hiisapanmu Mutia” ucapan iitu terlontar darii Eko sewaktu mendapat giiliiran dioral olehku.
Along mendapat giiliiran terakhiir untuk kuoral. Dan sewaktu giiliiran Along mereka membiimbiingku ke arah tempat tiidur. Rupanya mereka memiintaku untuk mengoral Along sembari terlentang sementara kemaluan Along berada di atas mulutku.
Sewaktu sedang asiik-asiiknya meniikmatii kemaluan Along, tiiba-tiiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraku dan di kemaluanku. Rupanya Eko sedang asiik menggeraygii kedua payudaraku. Dia sedang asiik meremas dan menjiilatii kedua payudaraku.
Sedangkan Pak Herman berada di selangkanganku, dia terliihat asiik menjiilatii kemaluanku. Terang saja Aku mengoral Along sembari mengerang (iingiin berteriiak tak biisa kerana mulutku disumpal kemaluan Along) keenakan kerana perlakuan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensiitiif di badanku.
Tak lama kemudian Along melepaskan kemaluannya darii mulutku lalu bergabung dgn Eko untuk meniikmatii payudaraku. Eko menggarap payudara kiiriiku sedangkan Along yg kanan pak Herman tetap menjiilatii kemaluanku. Hal ini membuatku terangsang hebat sehiingga tak tahan lagii untuk berteriiak dan meracau.
“Aarrrrgghhh, niikmat banget… teruuussss… aaarrgghhh… aayoo teruusss” Akhiirnya Aku sampaii juga pada orgasmeku yg pertama.
Tak lama kemudian Aku merasakan sesuatu menempel di biibiir kemaluanqu. Sesudah tukangriik ternyata pak Herman sudah siiap memasukkan kemaluannya iitu ke dalam kemaluanku. Aku merasakan kemaluan pak Herman semakiin lama semakiin mendesak kemaluanku.
Aku merasa sepertii perawan lagii kerana begiitu susahnya kemaluan pak Herman memasukii kemaluanku. Terang saja susah, kemaluan sebesar iitu mencoba masuk ke dalam kemaluanku yg biiasanya hanya dimasukii kemaluan Samsul yg sekarang menjadi biiasa bagiiku.
Terbantu oleh kemaluanku yg sudah basah akhiirnya kemaluan pak Herman berhasiil masuk juga. Perlahan-lahan pak Herman mulaii menggoygkan kemaluannya keluar masuk di kemaluanku.
“Arrrghhh Herman… terus… cepetiin donkk.. goyg…” Aku sudah meracau tak karuan kerana kemaluan pak Herman yg menghadirkan keniikmatan yg luar biiasa.
Ditambah lagii Along dan Eko yg masiih siibuk dgn kedua payudaraku. Akhiirnya sesudah dirasa lancar pak Herman pun mulaii mempercepat goygannya. Baru beberapa goygan saja Aku sudah orgasme lagii padahal tongkat sakti pak Herman masiih kuat menggoyg kemaluannya. Makiin lama makiin cepat dan cepat sampaii akhiirnya Aku tak tahan dan sampaii pada orgasme ku yg kesekekiian kalii.
Sesudah sedikit lama terasa goyangan pak Herman semakiin cepat dan cepat kemudian sampaii pada goygan dia yg terakhiir, badannya mengejang keras sekalii, suaranya melenguh setengah berteriiak. Dan Aku biisa merasakan kalo dia orgasme.
Semburan spermanya di dalam kemaluanku terasa sekalii. Tak lama berselang pak Herman mencabut kemaluannya dan Aku didatangii oleh Along dan Eko yag tampak sudah tak sabar. Aku liihat Along membawa baby oiil.
“Untuk apa?” tanyaku.
“Sudahlah niikmatii saja” begiitu kata Along.
Kerana memang gaiirahku masiih diatas akhiirnya Aku tak peduliikan lagii.
Tak lama mereka memiintaku untuk berposiisii doggy style, dan Aku iiyakan saja toh Aku juga terbiiasa dgn gaya iitu. Tetapi betapa terkejutnya sewaktu kurasakan Along menumpahkan baby oiil di lubang bokongku dan di kemaluannya lalu kemudian berusaha memasukkan kemaluannya iitu ke bokongku.
Tadinya Aku iingiin berontak, tetapi Eko memegangii badanku dgn erat supaya tak berontak. Terasa sedikiit sakiit sewaktu kemaluan Along mencoba untuk memasukii lubang bokongku tetapi kemudian sesudah masuk terasa niikmat yg luar biiasa juga. Tak kalah dgn niikmatnya sewaktu masuk ke kemaluan.
Lalu Along kemudian mulaii untuk menggoyg kemaluannya di dalam bokongku. Sewaktu sudah lancar dan baru beberapa waktu Along memiinta merubah posiisii tanpa melepaskan kemaluannya darii bokongnya. Kita berdua terlentang dan bertiindihan dgn Aku diatasnya.

Sehiingga makiin kurasa Kemaluan iitu bergeriilya di lubang bokongku. Tak lama kemudian Eko menghampiirii kita dan sudah siiap dgn kemaluannya yg sudah berdirii tegak dan diarahkan ke kemaluanku yg terbuka menantang. Akhiirnya Eko memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluanku berbarengan dgn Along dia menggoygkan kemaluannya keluar masuk kemaluanku.
Sebuah pengalaman luar biiasa yg belom Aku alamii sebelomnya. Aku digauli dua lakii-lakii secara bersamaan. Benar-benar terasa niikmat sekalii, ditambah lagii keduanya ditambah pak Herman merupakan sosok laki laki gagah, tampan dan enak dipandang.
Pergumulan kita bertiiga tak terasa membuatku orgasme berkalii-kalii, kerana rasa niikmat yg luar biiasa. Dan akhiirnya Eko dan Along secara bersamaan mencapaii orgasmenya. Along mengerluarkan spermanya di dalam bokongku sedang Eko di dalam kemaluanku.
Sesudah iitu kita berempat mebersiihkan dirii, dan rupanya di meja makan sudah disiiapkan makanan untuk kita berempat. Sesudah kita makan akhiirnya Aku iiziin untuk pulang dan tak lupa membuat janjii untuk pertemuan beriikutnya dgn mereka.
Sesudah kejadian iitu Aku merasakan tak napsu lagii dgn Samsul sewaktu dia mengajakku untuk bersebadan. Aku hanya berusaha menjalankan kewajiibanku saja. Tetapi jujur saja Aku tak merasa puas. Kerana Aku sudah menemukan sesuatu yg lebiih diluar sana.
Dan sesudah semua hutang-hutang Samsul lunas Aku seriing kalii mendatangii mereka atau salah satu darii mereka untuk miinta digauli. Aku sudah sampaii pada taraf ketagiihan yg luar biiasa. Pada akhiirnya Aku pun jujur kepada Samsul tentang hal yg selama ini terjadi.
Dia terkejut, tetapi tak biiasa marah kerana Aku melakukan iitu untuk melunasii hutang-hutangnya. Sesudah kutanyaii apakah dia iingiin menuntut ceraii diriiku, dia tak mau menceraiikanku dgn alasan dia masiih sayg. Aku memberiikan syarat kepada Samsul yaiitu, Aku bebas bersebadan dgn ketiiga orang iitu kapanpun dan dimanapun Aku mau tanpa harus dicemburuii. Akhiirnya Samsul menyetujuiinya, kerana masiih menyaygiiku.
Pernah suatu waktu sewaktu Samsul pulang ke rumah dia mendapatii diriiku sedang bersebadan dgn ketiiga priia tersebut. Sewaktu dia akan pergii justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksiikan kita oleh pak Herman, Along dan Eko.
Bahkan dia juga ditelanjangii oleh mereka didepanku. Mereka sengaja melakukan iitu hanya untuk membandingkan ukuran kemaluan mereka dan Samsul dan memang kemaluan Samsul menjadi terliihat keciil sekalii. Sebenarnya Aku kasiihan meliihatnya diperlakukan sepertii iitu.
Tetapi kerana hawa napsu yg sudah menguasaii diriiku, maka tak kuacuhkan dia dan Aku hanya melayanii kemaluan-kemaluan raksasa yg dapat memuaskan kemaluanku.

No comments:

Post a Comment

Nikmatnya Memperkosa Rumput Tetangga | MARKET4D | Agen Togel Online Resmi

PEMBURU VAGINA Nikmatnya Memperkosa Rumput Tetangga Minggu kemarin aku mempunyai tetangga baru yang tinggal disamping rumahku. Se...